Foto Wisata Alam Kesejukan gemericik air pedesaan “Sumber Maron” Gondanglegi

Lomba Foto Potensi Wisata Malang Selatan




Jum,at, 27 Agustus 2010, waktu menunjukkan pukul siang panas terik teng,teng, alias pukul satu siang. Dua orang teman Burhan dan Abid mendatangiku dengan wajah yang berharap-harap cemas.
"Jadi gak ke Sumber Maron?" tanya Abid.
"Jadi dong, bentar nunggu bapak senan," jawabku. Waktu berjalan 10 menit pun berlalu.
"Eh, itu.... ternyata sudah datang dengan anak lelakinya, berangkat!". seru ku
Tiba-tiba tambah satu lagi personil, Husni ikut mengawal traveling kami.
"Aku ikut!" teriaknya dengan wajah menghiba
Tiada tega kami untuk tidak mengajaknya serta. Dengan mengendarai sepeda motor langsung menuju tempat yang katanya sering di pakai anak-anak untuk kemah pramuka, informasi ini diberitahukan oleh teman kami yang tidak mau kami sebutkan namanya disini. Ssst.....pokoknya inisialnya A belakannya K alias .......antok,
ha,...ha...ha......
Namanya tempatnya adalah Sumber Maron, terletak 5 Km dari kota Gondanglegi kabupaten Malang, masih tetanggaan sama Sumber Taman.
Jalan yang kami lalui berkelok-kelok seperti ular, melewati perkuburan desa dengan seramnya tanaman kamboja yang meneduhinya. Ketika hampir mendekati tujuan, belok ke kanan, turun ke bawah menuju rerimbunan tanaman bambu alias barongan. Lumayan terjal sih, kayak lagi road cross, tapi menyenangkan Setelah melalui tanjakan yang melelahkan......Betapa terkejutnya kami semua setelah sampai ketempat tujuan. Inilah pemandangan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata..........tapi untuk tempat parkirnya belum ada yang mengelola. Kami parkir di samping sungai di sebelah kami berhenti, tapi masih bisa di lihat nanti kalau kami sudah turun ke sumber. Jadi kami adalah turis plus tukang parkir, membuat agak was-was juga.



Gambar 1. Dari atas tempat kami parkir tampak pondok putih kecil,
satu-satunya yang ada di situ dengan di kelilingi terasiring
persawahan yang berwarna hijau menghampar luas.


Persawahan dengan sistem terasiring, dengan haru biru berkabut awan putih yang indah berkilau, baru kali ini aku dapat melihatnya setelah pemandangan terasiring yang terkenal di Ubud Bali. Ternyata Gondanglegi juga ada, tidak kalah dengan Bali.
Langsung saja turun dengan memarkir sepeda di tepian sungai yang letaknya masih terlihat dari bawah. Berjalan di undak-undakan menurun menuju ke tempat sumber berasal. Sesampainya di bawah, kepala godak-godek serasa tidak percaya.
"Wow" betapa jernihnya pemandangan aliran deras yang keluar dari pepohonan yang tampak gelap remang-remang, ada palang peringatannya lagi. Bunyinya......


Gambar 2. Bisa di pastikan setiap tempat wisata ada peraturan
seperti ini yang fungsinya untiuk emperingatkan pengunjung
agar berbuat yang baik untuk kelestariannya



Gambar 3. sumber utama yang keluar deras dari kotak lorong
yang terlihat gelap dengan air yang jernih menyegarkan.
Dilindungi dengan cor-coran di maksudkan agar kuat
lebih lama dan tidak meluber luas keluar sumbernya
.
Dan sebagian di tampung dengan pipa paralon
besi untuk di olah menjadi air minum kemasan


Gambar 4. Langsung actions, sebagai bukti bahwa kami semua
pernah kesitu.




Gambar 5. Dimanjakan juga dengan gerojokan air jernih dengan
tiga gelontoran yang tidak akan pernah berhenti mengalir
sepanjang alam masih tetap terjaga kelestariannya



Gambar 6. Langsung, Byur!, eh belum semedi dulu berdoa
biar selamat. Lepas baju tanda kekarnya masing-masing otot
kami setelah ditempa selama bertahun-tahun di tempat kerja kami.

Mencoba bertapa mencari petunjuk jodoh yang terbaik untuk
Abid, si Rina ataukah si Udin


Gambar 7. Ada keramba ikannya juga, sebagai percobaan warga
sekitar untuk budidaya ikan tawar. Tapi sepertinya kurang
cocok dengan keasaman airnya, jadi ikannya tidak bisa
bertahan hidup



Gambar 8. Semoga dengan berendam, semua penyakit-penyakit
kulitku cepat sembuh. Sesuai mitos setempat,
daki-daki yang menempel di pori-pori luntur musnah
dan menjadi bersih.


Gambar 9. Tempat pengolahan air sumber siap minum,
bercat biru menggambarkan kesegaran air minum yang akan
di kemas nantinya



Gambar 10.Tanaman pandan, bikin sejuk sumber dan berbau
wangi semerbak. Di sekitar situ bisa kita nikmati wewangian
khas alam yang tidak bercampur dengan aroma kimia.


Gambar 11. Air telihat selalu mengalir tanpa henti,
tak peduli musim kemarau selalu ada selama alam tetap terjaga



Gambar 12. Bebatuan berwarna warni menambah beranekaragam
warna berpadu dengan hijau tetumbuhan yang tumbuh diatasnya.



Gambar 13. Stone cold in the water. Beningnya air sampai
terlihat dasarnya yang dangkal dan semakin menengah
semakin dalam, dengan kedalaman +- 2 meter


Gambar 14.Tubuhku ringan seringan kapas, aku tidak mungkin akan bisa
tenggelam, padahal aku ingin sekali tenggelam dan............



Gambar 15. Senam pemanasan dulu ah?....tu...wa....tu...wa....
Kegiatan yang harus selalu di lakukan apabila kau tidak
ingin terkena serangan kram/otot kaku mendadak
yang bisa mengakibatkan seorang penyelam mati tenggelam


Gambar 16.Akulah Jaka Tarub sesungguhnya, siapa yang barusan
mengambil bajuku? tanpa baju kayanganku, aku gak mungkin
bisa pulang. Celoteh Abid yang selalu mendambakan seperti Jaka tarub


Gambar 17. Bemain-main air walaupun tidak berenang juga oke.


Gambar 18. Kerokan pakai batu, memory jaman dulu waktu
masih kecil,sebelum ada pabrik sabun. Ritual yang selalu
di lakukan disitu agar badan menjadi bersih alami
tanpa sentuhan sabun yang akan mencemari lingkungan.


Gambar 19.Tes keseimbangan badan, kalau gak jatuh berarti
masih orang normal. Agak sulit juga melewati bebatuan tanpa jatuh,
tapi orang itu berhasil sukses


Gambar 20. Pandangan dari bawah sumber maron menuju
ke atas sebelah kiri, petani pulang dari sawah



Gambar 21. Pak sakerah, berangkat menunaikan
kewajibannya
, mencari rumput untuk ternak peliharaannya


Gambar 22.Berwudlu dulu ah, biar bersinar wajahku.
Segar banget terus...terus...dan terus....kubasuh wajahku



Gambar 23. Bersinar khan?


Gambar 24.Oke, lanjut. Kamera!, siapppppppppp....,
roll......., actions!!!
. Cocok sekali untuk pemotretan seorang
model profesional



Gambar 25.the tree Musketers, para penghuni pohon beringin.
Penunggu setiasumber Maron, dari perbuatan orang2 yang
berwatak jahat


Gambar 26.Ayo, berani gak nyemplung?


Gambar 27.Disitulah tempat tinggalku, di bawah pohon pisang


Gambar 28.kaki, kaki siapa ini kasih....bikin tak enak hati


Gambar 29.fresh..............fresh.................fresh..........


Gambar 30. Tampat rerimbunan hijau pepohonan
menyeruak mengitari kolam



Gambar 31. Jernihnya air kolam


Gambar 32.lompat!, eit,eit,eit.....kok gak bisa jatuh? gimana nih?


Gambar 33.he...he...he....


Gambar 34. tolong! aku tenggelam!!!!. Aku datang menolongmu!


Gambar 35.Kolam pemandian dan anak nudis yang
tampak menggoda iman
, bukan porno loh,
anaknya belum sunat kok



Oh, ya, anak-anak ini sudah pernah masuk televisi dalam acara S Bolang yang pernah tayang di Trans 7, dengan total 5 anak, tapi yang dapat aku temui cuma 3 anak. Mahir sekali berenang, setiap hari mandi di situ, segarrrrrrrrrrr tidak bisa terbayangkan.


Gambar 36.Mengalir menuju ke tempat terendah


Gambar 37. Pondok putih tersebut juga merangkap
sebagai musholla diantara air kolam sumber maron.
Tempatnya mungil bersih dan ada tulisannya suci.
Tentram rasanya beristirahat di situ, bahkan sangat
nyaman buat tidur-tiduran


Gambar 38. Aliran air sungai yang deras, nampak busa putih
bergerombol berdesak-desakan menambah kedinamisan alam


Semakin ke bawah aku ikuti aliran sungainya, semakin deras guyuranya. Masih ada kolam di bawahnya. Gak terlalu besar sih, tapi bisa membuat kita ketagihan untuk terus datang ke situ.
Itulah sekilas tentang Sumber Maron yang tidak bisa aku ucapkan dengan kata-kata yang serba indah nan puitis. Cuma sayang wisata alam tersebut belum ada yang serius mengelolanya. Nampak tidak ada tukang parkir dan tiket masuk yang di kenakannya.
Cobalah kau datang sendiri membuktikannya, dijamin kau akan keracunan dengan sejuknya alam sekitarnya. (Andy Firmansyah)




Asap hitam,, racun atau rupiah

Sekedar hunting .......dan cuci motor


Asap hitam mengepul dari pabrik tebu Krebet

Bermain Background Black dengan HDR




Mencoba bermain monocrom dengan campuran olah HDR di Photoshop CS3 dan Dynamic Photo HDR. Penggabungan keduanya menghasilkan karya foto dengan teknik tempel yang masih terkesan agak kaku karena baru belajar.



Nyantai dan sejenak melemaskan otot
habis kerja



Greget, geget!


Bersiul tapi tak bunyi, berusaha terus
sampai bunyi

Special Technique HIGH DYNAMIC RANGE (HDR) Photography





Sekedar berbagi perasaan dengan kemajuan di era digital yang mana aku selalu merasa bodoh dan tertinggal.
Foto-foto di bawah ini adalah spesial teknik dalam fotografi, HDR namanya, sebagian kecil saja dalam olah digital. Mencoba untuk menampilkan sisi visual yang lebih bercerita lagi untuk menggugah penikmat fotografi agar lebih ada perhatian akan semua maksud yang terkandung didalamnya. Silahkan tafsirkan sendiri, syah-syah saja mengkritik, jangan sungkanisme agar ke depan ada lebih banyak lagi kemajuan untuk karya berikutnya.



Lima bendera di atas puncak gunung


Ngecor, agar lebih tinggi dari kelapa


Merah putih berkilau


Indonesia terpuruk


Pondasi jembatan rel kereta api


Aku lagi sendirian


Underground Child for Hard Core Metal


Menara -menara Ponpes