NIKMAT TUHAN



Embun pagi berlapis pelangi
Cahyanya berseri-seri
Indah nian menghiasi bumi
Pancarkan Kuasa Illahi

Takjub nian aku memandangnya
Indahnya alam semesta
Betapa indah ciptaan Tuhan
Diresapi semua insan

Reff:
Burung-burung berdendang riang
Fajar pagi cemerlang
Sinar surya semakin terang
Pagi pun berganti siang

Senja menjelang pelukan malam
Sinar cahaya pun suram
Namun kan slalu mesra rembulan
Menambah indahnya alam

SAYONARA….(gubahan untuk guru)



Kini tiba saat berpisahan
Jangan bersedih hati
Kini akan tiada lagi
Belaian kasih dan sayangmu
Walau nanti jauh dimata
Lama tak kan berjumpa
Namun hatiku kan selalu
Terbayang hanya pada guruku
Sayonara – sayonara
Selamat tinggal guruku tercinta
Sayonara – sayonara
Hatiku hanya untuk dirimu



SAYONARA….(versi asli)

Kini tiba saat berpisah
Jangan bersedih hati
Kini akan tiada lagi
Belaian sayang cumbu dan rayu
Walau nanti jauh dimata
Lama tak kan berjumpa
Namun hatiku kan selalu
Terbayang hanya pada dirimu

Reff:
Sayonara – sayonara
Selamat tinggal kekasih hatiku
Sayonara – sayonara
Hatiku hanya untuk hatimu

Melodi

Walau nanti jauh dimata
Lama tak kan berjumpa
Namun hatiku kan selalu
Terbayang hanya pada dirimu

Back to Reff 2X



Bukan Pasar Malam



Harga: Rp.35.000 (blum ongkir)
Kondisi: Segel
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara, Jakarta, cet 9. oktober 2010
Tebal : 104 halaman.

Novel berupa roman ini merupakan salah satu karya dari penulis sastra terbesar di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Novel ini termasuk tipis, 104 halaman, bisa dibaca dalam waktu singkat namun maknanya sangatlah dalam.
Selain roman, isi dari novel ini juga bermakna hal religi, suatu yang mengingatkan kita akan kematian yang tak bisa dihindari. Serta perjuangan seorang gerilyawan (mantan gerilyawan) yang kecewa akan politik negerinya dan tetap memilih jalan hidupnya untuk mengabdi sebagai seorang guru.
Roman ini mengambil episode kira-kira pada masa revolusi dimana seorang pria paruh baya, menikah dan bekas tawanan yang tiba-tiba mendapat kabar bahwa ayahnya sakit keras. Terpaksa pria tersebut mengorbankan pekerjaannya demi menjenguk ayahnya yang tinggal di Blora, Jawa Tengah. Bersama istrinya beliau meninggalkan Jakarta menuju Blora dengan dihantui perasaan kuatir dan merasa bersalah kepada ayahnya di sepanjang perjalanan.
Sesampainya di Blora, diketahui bahwa ayahnya menderita TBC, penyakit yang sedang mewabah saat itu dan dipastikan menyebabkan kematian.
Dideskripsikan dengan sangat mendalam oleh sang penulis akan penderitaan ayahnya yang dirawat di Rumah Sakit. Kita pun dapat merasakan dan larut terbawa cerita yang singkat namun sangat menawan ini. Tentang silaturahmi sang pria – ‘aku’ sang tokoh utama – sebagai anak sulung terhadap saudaranya yang lama ditinggalkannya. Kasih sayang antara ayah dan anak, kasih sayang kakak terhadap adiknya yang selalu menangis setiap menjenguk ayahnya, rasa penyesalan akan sikap kasar – yang disampaikan via surat – sang pria terhadap ayahnya. Roman ini terus mengingatkan kita akan cinta dan kasih sayang antara orang tua yang sekarat dan anak-anaknya.
Salah satu kalimat menarik di dalam roman ini adalah “bila rumahnya rusak maka yang punya juga akan rusak”. Seakan mengingatkan kita bahwa kita juga harus terus memperbaiki lingkungan di sekitar kita – lingkungan tempat orang yang kita sayangi – karena merekalah kita ada dan tanpa mereka kita tak dapat hidup sendiri di dunia ini. Semuanya adalah lingkaran kehidupan, cinta antara keluarga tak akan ada habisnya, janganlah putuskan silaturahmi antara keluarga dan orang terdekat karena kita hidup saling bergantungan.
Rasa kecewa ‘rakyat biasa’ – yang sampai saat ini masih kita rasakan – tertuang pula dalam roman ini. Perihal sang ayah tidak segera tertolong untuk dirawat di tempat khusus penderita TBC (sanatorium) karena hal itu hanyalah harapan kosong biasa. Sanatorium saat itu hanyalah tersedia bagi kalangan pejabat. Padahal sang ayah pernah mendapat tawaran jadi wakil rakyat tapi ditolaknya karena menurutnya ‘perwakilan rakyat hanyalah panggung sandiwara’ (mungkin kalimat inilah salah satu penyebab mengapa roman ini dilarang terbit pada masa Orde Baru).
“Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang…seperti dunia dalam pasar malam. “ (Pramoedya Ananta Toer).
Roman ini sangat menarik untuk dibaca. Selain dari segi sastra, roman ini juga bisa dikatakan berfungsi pula sebagai salah satu media psikologis dan agama. Dimana diingatkan kepada kita bahwa hidup di dunia tidak bisa disamakan dengan rekreasi di pasar malam, di mana kita bisa pergi dan pulang bareng-bareng untuk suatu hiburan. Kita lahir ke dunia dan pasti kembali kepada-Nya. Di dunia ini bersiaplah untuk dicabut nyawa kita – entah kapan – tapi pasti terjadi dan tidak dalam waktu bersamaan seperti kita berkunjung ke Pasar Malam. Yang belum dicabut nyawanya juga pasti cemas untuk menanti ‘gilirannya.’

SUMBER:  http://mbakarlin.wordpress.com/2010/02/03/bukan-pasar-malam/

MULUT TAK BERTUAN


COVER DEPAN


 Judul : MULUT TAK BERTUAN
Penulis : ANDY FIRMANSYAH/ Hp. 087 85 955 86 78
Tebal : A: x + 156 hlm
Harga : Rp. 37.600,-
ISBN : 978-602-225-380-8




Deskripsi:

Banyak kejadian seputar kehidupan remaja yang dikupas dan diberikan solusi penyelesaiannya agar dapat memecahkan semua permasalahan dengan arif dan bijaksana, dan itu memerlukan perjuangan yang tidak mudah. “Ibarat sekuncup teh celup, hanya akan mengeluarkan sarinya ketika dimasukkan ke dalam air panas.” Demikian pula hidup, harus masuk dalam panas serta pahit-getirnya kehidupan, baru mengeluarkan makna kehidupan yang sesungguhnya. 
Buku Mulut Tak Bertuan ini merupakan inti sari dari upaya kita untuk menemukan arti kehidupan yang lebih luas lagi. Menjaga setiap perkataan kita agar terkendali dan bisa diterima orang lain dengan sukacita. Sang Khalik menciptakan dua telinga dan satu mulut dengan maksud supaya manusia bisa dua kali lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. 
Sumber inspirasi yang ada dalam buku ini diperoleh dari pengalaman orang-orang sukses dan gagal, diskusi dengan sesama guru, pengalaman pribadi penulis dan keluarga, internet, text book yang relevan, film, serta perenungan dari kehidupan remaja saat ini. Dengan mempelajari setiap judul dalam buku ini, diharapkan pembaca dapat semakin diperkaya dan terinspirasi mengikuti teladan yang diberikan para tokoh untuk berkarya ke arah yang lebih baik lagi.  
 Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!!
Sumber Face Book:  
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=314068721999333&set=a.103523393053868.5840.100001886225571&type=3&theater
Website: 
http://www.leutikaprio.com/produk/110211/motivasi_dan_pengembangan_diri/1204543/mulut_tak_bertuan/12033669/andy_firmansyah