Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum, warahmatullahi…wabarakatuh!
Yth.
Bapak kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri malang III
Yang terhormat,
bapak ibu guru beserta staf karyawan MTsN Malang III
Dan anak-anak-ku,sekalian
yang saya cintai dan saya bangga-banggakan.
In…nalhamdalillah !,
Sesungguhnya segala puja dan puji hanyalah milik Allah saja
Allahu rabbul Al-Kabir…
Allah Sang Pemilik!,
selu….ruh Alam jagad raya ini
Mulai dari makhluk yang paling terkecil,
yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop
Mereka semua adalah milik Allah,
dan mereka tunduk kepada Allah S.W.T.
Jadi, kalau yang kecil, yang gak kelihatan,
Ketika dia datang bisa menjadi sumber malapetaka penyakit bagi manusia saja tunduk kepada Allah
Bagaimana dengan kita ?……
Yang namanya manusia macam saya,
macam kita-kita ini,
Tunduk setunduk-tunduknya,
dan teramat sangat tunduk kepada Allah S.W.T.
Dan yang paling dicintai datang kesini adalah satu,
Karena sebutan Rasulullah di akhir hayatnya adalah UMMATI…..UMMATI.
Sabab kecintaan ini adalah meneruskan kecintaan dari Baginda Rasul,
Bahwa ini adalah umat-umat Nabi Muhammad S.A.W.
Anak-anak, minta satu….!,
Kelak di Yaumil akhir nanti, ketika semua orang di kumpulkan di padang Maqshar, bertelanjang bulat
Matahari itu dekat dengan kepala kita,
Tapi, telanjang bulatnya kita,
tidak membuat kita untuk memperhatikan satu sama lain
Karena kenapa ?, karena…,ketika itu..semua orang takjub! Dengan padang Maqshar,
Satu yang diminta, Semoga Allah S.W.T. bangkitkan kita
TAKTALIWA’I, SAYYIDINA MUHAMMADIN……
Berdiri, bersama, barisan Rasulullah Muhammad S.A.W.
itu yang terpenting
………..Alhamdulillah……Apa kabarnya anak-anak sekalian?……..
Spenggal puisi indah menyebutkan
“ Bukan titik yang membuat tinta, melainkan tinta yang membuat titik.
Bukan cantik yang membuat cinta, melainkan cinta yang membuat cantik”
Cung ngacung siapa yang lagi jatuh cinta?………….
Baiklah anak-anak,
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
Kita harus mempunyai kekuatan untuk menghadapi segala macam resikonya
Kekuatan macam apa itu?….salah satunya adalah ……menyanyi
Ada satu kisah yang menarik,
Pada suatu ketika, di sebuah kamp konsentrasi atau penjara, Hiduplah seorang tahanan, yang meskipun ia telah dijatuhi hukuman mati, tapi ia tetap tidak merasa takut, sebaliknya, ia malah tetap merasa merdeka.
Pada suatu hari, ia tampak sedang bermain gitar di tengah lapangan penjara.
Sejumlah besar orang berkumpul di sekelilingnya untuk mendengarkan alunan musik yang ia mainkan, sehingga dibawah pengaruh musik tersebut, semua orang menjadi tidak merasa takut.
Ketika para pembesar-pembesar penjara mengetahui hal ini, mereka pun melarang orang itu untuk bermain gitar.
Akan tetapi, pada hari berikutnya, orang tersebut kembali lagi ketempat yang sama, bernyanyi dan bermain gitar dengan orang-orang yang jumlahnya lebih besar lagi. Ketika mengetahui hal itu, dengan marah para penjaga menyeret orang itu dan kemudian memotong jari-jari tangannya.
Hari berikutnya, ia kembali lagi. Bernyanyi dan memainkan musik sedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali ini orang-orang yang dating di sekelilingnya bersorak-sorai Beberapa penjagapun akhirnya menjadi berang, dan kemudian ia menyeretnya lagi serta membanting gitarnya hingga hancur berantakan.
Pada hari berikutnya, ia bernyanyi dengan segenap hatinya. Nyanyian yang sangat indah, tanpa alunan sebuah musik. Begitu merdu dan menyentuh hati, membuat semua orang ingin bergabung dan ikut bernyanyi bersama-sama dengan hati. Selama mereka bernyanyi dengan hati, mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya. Jiwa mereka tidak dapat ditakhlukkan seperti jiwanya yang tetap merdeka.
Kali ini para penjaga benar-benar begitu sangat marah, mereka pun akhirnya memotong lidah orang tersebut! Keheningan pun kini meliputi seluruh penjara.
Semua heran, ketika pada hari berikutnya, ia kembali lagi ke tempat yang sama. Sambil berlenggang dan menari di ikuti oleh musik yang tidak dapat didengar oleh orang lain, kecuali oleh dirinya sendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan, menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur.
Sementara itu para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman.
Dari sini dapat kita ambil hikmahnya, bahwa menyanyi sungguh merupakan aktivitas sederhana yang memiliki kekuatan yang besar untuk diri sendiri maupun mereka yang mendengarkannya. Menyanyi akan mengantarkan aliran antusiasme yang akan membangkitkan semangat hidup. Sejak kecil manusia telah belajar menyanyi. Para ahli mengatakan bahwa tangisan bayi sebagian besar merupakan nyanyiannya sendiri. Ketika masih kanak-kanak, maka sebagian besar aktivitas kelompok bermain (playgroup) maupun taman kanak-kanak adalah menyanyi. Demikianlah dengan remaja, mereka dapat hanyut dan terbawa emosi serta ikut bernyanyi bersama-sama dalam suatu konser musik.
Ibunda tercinta pernah mengilustrasikan bahwa burung- burung tidak pernah bersedih hanya karena setiap hari mereka bernyanyi. Bahkan tindakan pertama yang dilakukan para burung ketika bangun tidur adalah bernyanyi. Begitu mudahnya untuk menyanyi, namun perlu perjuangan yang keras untuk mau menyanyi. Mari kita menyanyi selagi masih ada kesempatan untuk hal tersebut.
“Kita menyanyi bukan karena bahagia, kita bahagia karena kita menyanyi”.
Mari kita mulai hari yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian ini dengan nyanyian optimisme ini dan penuh harapan. Selamat bernyanyi anak-anak.
Pak andy al-fakir, al-dlo”if ilallah, miskin ilmu, kurang amal, gak sempurna dalam ibadah, bahkan miskin pahala mohon maaf yang segala-galanya. Taqabbalallohumina waminkum, taqabbalya karim. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan isi komentar