mencari Nyai....Roro, dimanakah kau, I miss U
Anakan Ada satu pulau No name. Misterius banget....hi...ih...hi.....
Masih kuat....ndak usah khawatir, sudah terlatih waktu di desa
Dari dekat kalau kita berada di Pantai sendang Biru, akan di jumpai sebuah pulau yang biasanya di buat putar-putar oleh perahu diesel untuk dinikmati hijau dedaunannya oleh para pelancong. Masih alami sekali tanpa ada sentuhan bangunan rumah-rumah di dalamnya. Waktu itu jam menunjukkan pukul 10.15 wib, tanpa pikir panjang aku langsung menyewa perahu dengan tarif pulang pergi/ berangkat diantar dan pulang tinggal telpon HP. Langsung dijemput dengan biaya Rp. 100.000,- tidak bisa ditawar-tawar lagi, terasa mahal kalau cuma untuk 4 orang karena perahu bisa tampung untuk 15 orang dan walau sedikit atau banyak penumpangnya biayanya tetep segitu. Ya, itulah Pulau Sempu di mana dari kejauhan kalau kita sudah menginjakkan kaki di pulau tersebut akan tampak membentang laut lepas yang terkenal dengan laut pantai selatan. Pulau sempu merupakan sebuah pulau yang berada pada kawasan lindung dengan hutannya yang lebat alami, atau disebut cagar alam pulau sempu, masuk dalam resort konservasi wilayah pulau sempu. Tapi sebelum pergi kepulau tersebut harus ijin dulu ke kantor resort dulu dengan menandatangani perjanjian yang isinya semua rombongan yang kita bawa dan apapun yang terjadi disana akan kita pertanggung jawabkan sendiri. Deal!, langsung tanda tangan dan sedikit uang administrasi bisa kita kantongi ijin ke pulau tersebut. Berangkat! Karena aku sudah 5 kali ke pulau tersebut, jadi bukan hal yang harus dikhawatirkan terlalu berlebihan, aman aman saja.
Indahnya naik perahu dengan terpaan angin pantai menerpa kulit, menyeberangi pantai biru terkena pantulan dari langit yang cerah menuju ke Jalan Semut sebagai dermaganya. Turun di situ dan nampak sudah banyak para petualang yang menunggu untuk dijemput pulang, terpancar kepuasan dan keringat kelelahan diwajah mereka. Tapi aku sekeluarga masih tampak bersemangat 100% untuk menuju ke Segara Anakan. Langsung saja berjalan dengan telanjang kaki menuju Segara Anakan dengan jarak waktu 2 setengah jam perjalanan karena jalanan yang agak licin dan penuh dengan akar-akar pepohonan. “Perjalanan bisa sampai 4 jam kalau sedang musim penghujan, licin sekali berkali-kali jatuh” kata Guide yang sering mengantar logistic ke situ. “Pernah lihat film The Beach yang di bintangi oleh Leonardo de Caprio?, ya seperti itulah gambaran pantainya, indah banget dan alami sekali”.
Sesampainya di Segara Anakan langsung cebur berenang di segara yang mungil tersebut, segar jadinya badan ini, setelah menempuh perjalanan selama 2 setengah jam. Badan kembali segar, itulah nikmatnya berenang kalau kita dengan susah payah menempuh perjalannya, dangkal dan kecil ombaknya sangat cocok untuk anak-anak. Di sekeliling segara nampak tebing-tebing indah setengah lingkaran membatasi segara dengan laut lepas pantai selatan. Rasa capek di bayar sepadan dengan segarnya air asin dari Segara Anakan, kecipak-kecipak cocok juga buat kita-kita yang sampai tua tidak bisa berenang. Lebih keselatan lagi ada perbukitan cadas, kita bisa mencapainya dan akan nampak luas membentang Lautan membiru Pantai Selatan yang terkenal mistisnya dengan penguasa pantainya Ratu Nyai Roro Kidul, mata akan melihat satu pulau sendirian yang sampai saat ini aku tidak tahu nama pulau tersebut. Pastinya tidak akan ada yang berani kepulau tersebut karena ombaknya yang ganas menghantam bebatuan, mengikis tebing di tepian Pulau Sempu. (Andy Firmansyah)
mas, untuk ke segara anakan, bagi yang belum pernah ke sana gimana y? apakah aksesnya mudah di capai bagi orang yang blm pernah kesana?
BalasHapusceritanya hebat bisa buat info yg maw kesana..
BalasHapusterima kasih..