Naskah Drama, "NILAI SEBUAH KENANGAN"

KELAS 8 E, NO. URUT 06


Lilia : “Hai guys !” (sambil melambaikan tangannya).

Emi : ”Hai ...!” (membalas lambaian tangan Lilia).

Lilia : ”Eh, nih lihat aku punya jam tangan baru lho !”

(sambil memperlihatkan jamnya).

Emi : ”Wah bagus banget.” (dengan wajah terkejut).

Lisa : ”Iya, bagus banget sih jam tangannya ...!”

(sambil melepas jam dari tangan Lilia).

Lilia : ”Yaiyalah, bagus banget ! itukan belinya di Amerika.”

Lili : ”Iya nih ! aku jadi iri deh.” (sambil terkejut)

Kemudian setelah mereka berbincang-bincang datang Lila dan teman-temannya.

Lila : ”ah, baru jam tangan gitu aja bangga!” (dengan nada judes).

Lilia : ”Yaiyalah, emangnya kamu punya jam tangan seperti aku ini?”

(berwajah sebel dan bernada judes).

Lili : ”Sudah-sudah jangan bertengkar!” (sambil memisah Lilia dengan Lila).

Lila : Eh nenek lampir, nggak usah ikut campur urusanku sama Lilia ya !

Lisa : ”Iya nih, lebih baik kita pergi aja yuk!”

(sambil menggandeng tangan Lilia).

Bel telah berbunyi (kring...kring....kring) waktunya pulang sekolah. Lilia, Emi, Lisa dan

Lili pulang bersama-sama. Di sepanjang jalan mereka berbincang-bincang. Dan tanpa menyadarinya jam tangan Lilia jatuh waktu dia naik angkot.

Lilia : ”Pak, jurusan Sukun-Malang ya ...?

P. angkot : ”Oce mbak !!! Silahkan...

Lilia : ”Teman-temen aku dan Emi duluan ya ...!

(sambil melambaikan tangannya kepada Lisa dan Lili).

Beberapa saat kemudian

Lilia : ”Aduh gerah mana gak di jemput.” (sambil mengusap keringatnya).

Emi : ”kiri pak, turun di depan!” (sambil turun dari angkot).

Lilia : ”Lho Emi, kamu tahu jam tangan aku nggak?”

(sambil panik ).

Emi : ”Gimana sih, kamu ini Lilia? Kan dari tadi kamu pakai.”

Lilia : ”Iya, dari tadi emang aku pakai. Tapi, kok gak ada?”

(sambil kebingungan mencari jam tangan itu).

Emi : ”Gimana Lilia? Ada nggak?” (sambil menenangkan Lilia).

Lilia : ”Aduh gimana ini? Aku takut dimarahin ibu.”

Keesokan harinya

Lili : Kenapa kamu terlihat sedih Lilia ? Ada masalah dengan Lila lagi ya ?

Lilia : Eng...eng...enggak kok...! aku........

Emi : ”Di marahi Ibumu lagi, ya?” (tebak Emi pasti)

Lilia : ”Ya,” (jawab Lilia pelan). ”Aku nggak ngerti mengapa Ibu tak henti-

Hentinya memarahi.”

Lisa : ”Karena jam tangan itu bagus sekali.” (ujar Lisa menjejeri Lilia duduk).

Lilia : ”Entahlah.” (sambil geleng-geleng kepala).

Suatu sore Bibi Yusnia datang ke rumah Emi. Ia adik Ibunya Emi.

Bibi Yusnia : ”Kejutan!” (sambil membuka pintu rumah Emi).

Emi : ”Lho, kan baru kemarin Bibi Yusnia main ke rumah ...! kok sekarang

Sudah datang lagi? Tumben...” (begitu Emi menyambutnya).

Bibi Yusnia : ”Memangnya nggak boleh ?” (sambil menanggapi gurauan Emi).

Emi : ”Boleh, sih, boleh, tapi biasanya, kan, dua bulan sekali Bibi main ke

Sini,” (lukas Emi menggandeng lengan Bibi Yusnia).

Bibi Yusnia : ”Soalnya ... sapu tangan Bibi kemarin ketinggalan di sini,” (Bibi Yusnia

Buka rahasia dibarengi senyuman manis).

Emi : ”Huuu,” (menjebikkan bibir).

Ia kecewa, ternyata kedatanga Bibi Yusnia hanya untuk sebuah sapu tangan!

Bibi Yusnia : ”Hu apa?” (sambil menahan senyum dan mendorong kening Emi). Sapu

Tangan Bibi itu mengandung nilai kasih sayang. Kasih sayang itu mahal

Harganya, lo ...! ketimbang Bibi kehilangan sapu tangan itu lebih baik

Kehilangan uang satu juta....!

Emi tertawa namun sejenak saja. Lalu ia termenung-menung seperti berfikir.

Bibi Yusnia : ”Kok jadi bengong ?” (usik Bibi Yusnia). ”Mau tahu siapa yang memberikan sapu tangan Itu ?” (celotehnya tanpa diminta).

”Sssst.... calon om kamu. Hihi... pacar Bibi, gitu.”

Esok paginya di sekolah, Emi, Lili dan Lisa melihat Lilia masih sedih juga, Emi tahu pasti, tentunya Ibu Lilia marah lagi daaan... marah lagi !

Emi : Teman – teman aku tahu kenapa Lilia dimarahi ibunya gara – gara jam tangan kesayangan ibunya hilang !

Lisa : Kenapa...?

Lili : Emang kenapa Em ?

Emi : Kemarin bibiku datang ke rumahku, padahal beliau biasanya bekunjung ke rumahku setiap satu bulan sekali. Nah kemarin itu bibi tiba – tiba datang ke rumaahku padahal kemarin bibi baru saja berkunjung. Ternyata sapu tangan pemberian calon suami bibi tertinggal di rumahku. Kata bibi, sapu tangan itu mengandung nilai kasih sayang. Bibi juga berkata ” kasih sayang itu mahal harganya lo ! ” ucap Emi menirukan ucapan bibinya.

Lili : Wah hebat juga kamu Em !

Emi : Siapa dulu dong...! emi gitu lo...

Lisa : Kalau gitu ayo kita bilang berita gembira ini ke Lilia !

Setelah beberapa saat mereka mencari Lilia....

Lili, Lisa, Emi: Lilia........! Emi punya berita bagus buat kamu...!

Emi : ”Aku tahu mengapa Ibumu marah melulu atas hilangnya jam tangan itu,”

(ujar Emi).

Lilia : ”Karena jam tangan itu bagus sekali ?” (Lilia menoleh, suaranya datar

Tanpa semangat).

Emi : ”Itu salah satunya. Tapi yang penting, jam tangan itu mengandung nilai kasih sayang. Kasih sayng itu mahal harganya, lo!” (ujar Emi menirukan Bibi Yusnia).

Mata Lilia mengerjap-ngerjap, ia mencoba merenungkan kata-kata Emi.

Lilia : ”Lalu aku harus bagaimana ?” (desah Lilia).

Emi mengerutkan kening dan angkat bahu.

Emi : ” Aduh aku jadi bingung.” (sambil garuk-garuk kepala).

Namun kabingungan itu terpecah siang harinya. Ada kejutan tak terduga bagi Lilia. Lilia menerima paket dari Amerika, dari om Dan. Isinya...jam tangan warna perak yang berpadu denagn warna keemasan, yang sama persis dengan milik Ibunya yang hilang. Ya, Lilia memang pernah mengatakan pada om Dan ingin memiliki jam tangan seperti milik Ibunya.

Lilia : ”Horeeeee!” (sambil melonjak lonjak, lupa dengan kesedihannya).

Lagi-lagi teman-temannya terkagum-kagum dengan jam tangan itu.

Lisa : ”Bagus, ya... bagus, ya.... seperti jam tangan artis.” (komentar Lisa).

Namun kegembiraan Lilia hanya sesaat. Ia teringat kembali dengan jam tangan Ibunya yang hilang. Ia terpaku seperti batu.

Lili : ”Heh,” (sambil menepuk bahunya).

Lilia terkejut

Emi : ”Kasihkan saja jam itu pada Ibumu. Katakan jam tangannya sudah ketemu, ternyata terselip di... yah, dimana, kek. Di lemari, di laci meja, di rak buku misalnya,” ujar Emi.

Lilia : (Menghela nafas panjang). Lalu,” itu juga yang sedang aku pikirkan, Em. Tapi ....”

Lilia menimang-nimang jam tangan itu dengan sayang. Sungguh berat rasanya memberikan jam tangan itu untuk Ibunya.

Lisa : ”Mengapa? ”usik Lisa

Lilia : ”Jam tangan ini diberikan Om Dan untukku. Jam tangan ini mengandung nilai kasih sayang.” (kata Lilia penuh perasaan).

Emi : ”Nah, kamu bisa merasakan sekarang, dari orang tersayang,” tukas Emi.

Lilia : ”Yaaaah ... apa boleh buat !” ujarnya.

Dan perlahan wajahnya berubah ceria.

Lilia : ”Aku cinta Ibu, aku mtak ingin membuat Ibu kecewa lama-lama. Nampaknya cinta itu membutuhkan pengorbanan, ya Em? (sambungnya senyum-senyum). Dan Emi pun turut tersenyum.

Sekian minggu sesudah itu, Lilia menerima surat dari Amerika. Memang, semua yang terjadi, Lilia ceritakan pada Om Dan lewat surat. Sekalian meminta maaf, bahwa ia sungguh tidak sengaja menghilangkan jam tangan Ibunya. Dan tak lupa Lilia minta dikirimi jam tangan lagi, karena jam tangan miliknya sudah diberikan pada ibunya sebagai ganti.

Emi, Lili, Lisa : ”Om-mu bilang apa, Lia?” (tanya Emi)

Lilia garuk-garuk kepala sambil menyodorkan surat itu pada Emi, Lili da Lisa. Lalu... Emi membacakan surat untuk Lilia dari Om Dan.............

Oke Lilia, Om Dan tak akan cerita pada Ibumu bahwa jam tangan Ibumu yang hilang sebenarnya tidak pernah ketemu. Tapi ...Untuk membelikanmu jam tangan lagi ... nanti dulu, deh. Setelah Om Dan pikir-pikir, nampaknya belum waktunya bagimu untuk memakai jam tangan sebagus itu, haha... Tapi jangan cemberut anak manis. Nanti bila Om Dan pulang , Lilia tetap akan Om Dan bawakan oleh-oleh. Yakni ...gantungan kunci.

Emi, Lisa dan Lili tidak bisa menahan tawa. Sembari memberikan kembali surat pada Lilia.

Emi : ”Gantungan kunci pun mengandung nilai kasih sayang. Kasih sayang itu mahal harganya lo! ”

Tak urung Lilia tertawa juga. Amat gembira.

Nasehat : ” semua benda yang kita miliki tentu mengandung nilai kasih sayang dari orang yang memberikan benda tersebut ataupun kita sedniri yang membelinya ! tentu barang yang kita beli adalah barang yang menarik hati sehingga kita menbelinya dan dengan kasih sayang kita merawat benda tersebut ”

THE END

PEMBAGIAN TUGAS DRAMA

Narator : Finkania Amila Sholikhah

Lilia : Aulia Mufida

Emi : Khusnul Khotimah

Lili : Sekar Rahmadyanti Bahtiar

Lisa : Firha Firdausyah

Lila : Alifia Nur Setyowati

Bibi Yusnia : Kholidiyah fadhilah

P. Angkot : Ulin Nihayah


NAMA KELOMPOK :

J ALIFIA NUR SETYOWATI

J AULIA MUFIDA

J FINKANIA AMILA. S

J FIRHA FIRDAUSYAH

J KHOLIDIYAH F.

J KHUSNUL KHOTIMAH

J SEKAR RAHMADYANTI. B

J ULIN NIHAYAH

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar