Pidato I, hari senin upacara bendera wali kelas VII B

tanggal, lupa, bulan, lupa, taon 2007

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaikum Warohhmatullahiwabarokatuh………….

Ashaduanla Illahailallah,

Waashaduanna Muhammadarrosulullah

Ama ba’du

Yang terhormat,

Bapak Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang III

Yang terhormat,

Bapak , Ibu guru, beserta staf karyawan MTsN Malang III

Dan anak-anakku sekalian

yang saya cintai dan saya sayangi

Segala puji bagi Alloh S.W.T, Robb seluruh alam.

Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang , Dzat yang menguasai hari kemudian.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh S.W.T ,

Tuhan bagi orang-orang terdahulu, hingga orang yang terlahir kemudian

Dzat yang menciptakan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi ,

yang telah diutus menjadi rahmatan lil ‘alamin,

Baginda Rasulullah Muhammad S.A.W,

Rasul penutup dan semoga Alloh S.W.T melimpahkan kesejahteraan kepada beliau, keluarga, seluruh sahabat, serta setiap orang yang meniti petunjuk dan mengikuti teladannya hingga akhir hari kiamat nanti.

Alhamdulillah, apa khabarnya anak-anakku sekalian?……….

Katanya orang itu, akan ada pengorbanan kalau ada yang namanya …..cinta…

Cuman, kalau seumur kalian ini, cintanya ada cinta monyet….cinta beruk…..cinta babon…………

Baiklah anak-anak, kalian datang kesini, datang ke madrasah ini, intinya adalah untuk mencari ilmu agar kelak nanti ketika kalian dewasa bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

Tahu tarzan…….tarzan hidup di hutan belantara, gak pakai ransel, gak bawa dompet,…..ceria!….,karena tahu ilmu hidup di hutan belantara. Kita hidup di dunia, gak tahu ilmunya….ah…stress lah.

Nabi pernah bersabda,

“Kalau ingin dunia, wajib baginya pakai ilmu. Kalau ingin akhirat wajib baginya pakai ilmu. Ingin dunia akhirat, wajib baginya pakai ilmu”.

Ingat teori mobil,

cet…….brum,..cet ..brum, duh…… ,kok gak hidup-hidup, eh… Tuh ada montir. Mas sini mas,

Ada apa bu?

Ini bil mobil kok gak mau hidup,

Sebentar bu, tok…….brum brum brum brum brum……..m..m…m..

Eh si mas, masak li sekali pukul langsung hidup, berapa mas?

Lima puluh ribu,

Hah si mas, kok hal mahal amat si mas, masak li sekali pukul ma puluh ribu

Pukulnya sich, lima ratus bu…….tapi ilmunya empat puluh sembilan ribu lima ratus……coba dipukul ama palu sampai penyok, kalau gak pakai ilmu, pasti mobil gak akan hidup.

Ada sebuah cerita agar kalian tidak sering bolos lagi,

Pada jaman dahulu, ada seorang laki-laki sedang berjalan di sebuah daerah yang tidak dikenalnya. Ia terus berjalan ketika tiba-tiba ia mulai cemas dan mulai khawatir kalau-kalau ia salah jalan.

Mendadak, dia terkejut melihat seorang laki-laki sangat-sangat-sangat tua sedang duduk bersandar pada sebatang pohon. Kedua tangannya berlipat dan kepalanya terkulai diatas tangan.Rambut putih lelaki tua itu berkilau memantulkan sinar matahari. Si pengembara yang terkejut itu berlari menemuinya dan bertanya, “ Maaf, permisi, apakah anda baik-baik saja?” Lelaki tua itu tidak bergerak ataupun menjawab. Si pengembara berlutut dan menyentuh bahu lelaki tua tersebut sambil bertanya lagi, “Permisi, apakah anda tidak apa-apa?” Lagi-lagi dia tidak mendapatkan jawaban. Si pengembara berdiri dan berniat melanjutkan perjalanan, ketika tiba-tiba kepala lelaki tua itu terangkat dan matanya terbuka lebar. Dengan suara lemah dan terpatah-patah, lelaki tua itu berkata, “teruslah berjalan; kau berada di jalan yang benar. Sebelum menyeberangi sungai, kumpulkan apa yang kau temukan di sana sebanyak banyaknya, kiarena kau tidak akan pernah bias kembali.” Matanya tertutup dan kepalanya kembali di sandarkan pada tangannya.

Si pengembara menunggu, kemudian akhirnya berbalik dan melanjutkan perjalanannya di bawah sengatan matahari, sambil berkata pada dirinya sendiri bahwa lelaki tua itu mungkin gila. Kemudian dia memikirkan perkataan lelaki tua itu dan tertawa sendiri, “Mungkin sungainya juga tidak ada!”

Si pengembara berjalan terus dan akhirnya sampailah dia di kaki sebuah bukit besar. Ketika dia mencapai puncaknya, dia melihat sebuah sungai besar yang indah mengalir berlahan di balik bukit. Dengan bersemangat dia berlari menuruni bukit dan meloncat ke dalam air yang sejuk. Dia menari-nari sambil mencipratkan air ke atas sehingga membasahi seluruh tubuhnya. Tiba-tiba ia tertegun, suara lelaki itu terngiang kembali di telinganya, “Sebelum menyeberangi sungai kumpulkan apa yang kau temukan di sana sebanyak-banyaknya karena kau tidak akan pernah bisa kembali.”

Si pengembara itu mencari-cari ke sekelilingnya tetapi tidak melihat apa pun kecuali ranting, bebatuan, dan rerumputan biasa. Dia berpikir, “Satu-satunya yang bias kukumpulkan adalah batu-batu ini, tetapi untuk apa ? Untuk menghalau binatang bua, ah rasany atidak mungkin. “ Tapi dia membungkuk juga untuk mengumpulkan beberapa buah batu dan mengantonginya. Kemudian dia berbalik untuk menyeberangi sungai, tetapi dia berhenti lagi dan berpikir, “ Ini hal paling gila yang pernah kulakukan.” Kemudian dia pun menyeberangi sungai.

Langit menjadi gelap, dan pengembaraitu kelelahan, ehingga dia memutukan untuk menghentikan perjalanannya dan mendirikan sebuah tenda kecil. Dengan cepat dia tertidur. Menjelang tengah malam , mendadak dia terbangun dan berdiri. Dia menatap bulan purnama yang menerangi langit. Dia menjadi marah saat menyadari apa yang membangunkannya. Batu-batu dalam kantongnyalah yang mengganjal tubuhnya. Dia mengeluarkan segenggam batu itu dan menyingkirkannya. Sinar bulan memantul pada batu-batu itu. Ternyata batu itu berubah menjadi intan permata yang tak ternilai harganya! Si pengembara merasa menyesal. “ Andai saja aku mengunpulkan lebih banyak sebelum menyeberangi sungai tadi.” Pikirnya.

Madrasah ini seperti tepian sungai yang penuh batu-batu berserakan yang mungkin akan menjadi permata jika kalian mengambilnya. Seperti lelaki tua yang tidak bisa memaksa si pengembara batu sebanyak-banyaknya, bapak juga tidak dapat memaksa kalian mengumpulkan ilmu yang ditawarkan disini. Tidak juga orang lain. Tetapi, bapak dapat dan akan mendorong kalian untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin sebelum kalian menyeberangi sungai karena kalian tidak akan pernah bisa kembali ke saat ini.

Bila ada sumur di ladang boleh saya menumpang mandi

Tapi kalau saya sedang mandi……..tolong jangan di intipin

Wassalamu’alaikum……..Warahmatullahi, wabarahkatuh!

2 komentar:

fany mengatakan...

wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh...

andyfotafoto mengatakan...

kok cuma gitu, gak ada yang lain fan?
ha...ha...ha....

Posting Komentar

silahkan isi komentar