Kesaksian Tebu

ImageHost.org

Jam menunjukkan pukul 09.30 hampir siang, dua anak datang menemui seorang bapak guru di ruangannya. Salah satu dari keduanya mengklaim bahwa hp-nya ada pada anak yang kedua, sekarang ia kelas 3. Sedangkan anak yang pertama adalah anak kelas 1 yang baru pindah dari sekolah lain.

Anak kedua membantah, “Pak, saya tidak pernah melihat anak ini dan saya tidak pernah merasa dititipi apa-apa.”

Bapak guru bertanya kepada si pengadu, “di mana engkau titipkan hp-mu kepada anak ini?.”

“Di ladang tebu disebuah desa pak,” jawabnya mantap.

Pak guru berpikir sebentar dan kemudian ia berkata,”Pergilah dan ambil 3 helai dari daun tebu itu untuk kujadikan saksi. Mereka akan mengatakan yang sebenarnya kepadaku.”

Si pengadu kemudian pergi mengambil daun tebu itu sambil berjalan kaki sementara si terdakwa duduk menunggu. Pak guru meneruskan pekerjaannya mengoreksi tugas-tugas siswa yang menumpuk. Di tengah lalu –lalang guru-guru yang lainnya dan pada saat si terdakwa lengah, tiba-tiba pak guru menoleh kepadanya dan bertanya,”Apakah adik kelasmu sudah sampai ke ladang tebu itu?”

“Belumlah pak, ia masih belum sampai,” jawabnya.

Pak guru berkata, “Kalau kau tidak kenal dan tidak pernah merasa di titipi olehnya di ladang tebu, lalu dari mana kau tahu jarak ladang tebu itu dekat atau jauh?”

Kontan saja si terdakwa pun terdiam dan sangat malu kedoknya sudah terbongkar. Dengan rasa sayang, pak guru berbicara dengannya sampai ia mengaku. Pada saat si pengadu kembali membawa daun, Pak guru berkata kepadanya, “Sebelum engkau datang, daun-daunmu telah bersaksi dan masalahmu sudah diatasi.”

Kemudian terdakwa lalu membawa si pengadu ke rumahnya dan menyerahkan hp- miliknya kepada si pengadu.

Dari sini dapat kita petik hikmahnya bahwa sepandai-pandainya kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga bau busuk dari bangkai tersebut. Bubur kacang ijo,( eh….itu mah jujur….) sekarang ini menjadi sesuatu yang sangat langka sekali keberadaannya, sampai-sampai ada slogan, siapa jujur pati dech! Akan hancur. Jadi banyak sekali orang berlomba-lomba untuk menghalalkan segala cara demi menuruti hawa nafsu dunia. Ibaratnya seperti batang pohon bamboo, jikalau batangnya lurus pasti akan cepat di tebang. Tapi jika batangnya bengkok, tidak ada orang yang mau memotongnya.

Banyak orang yang jalannya lurus alias jujur, eh… malah cepat meninggal dari pada orang yang bengkok-bengkok saja, lebih lama meninggalnya. Mungkin Tuhan memberikan mereka umur yang lebih panjang agar mereka bisa bertaubat

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar